Terkadang pengen banget nulis banyak di blog ini, tapi males banget nulisnya, coba ada mesin yang bisa langsung terjemahin isi hati sama pikiran kita lewat kata-kata, enak kali yah?? hehehe...
Jujur karena saya bukan tipikal orang yang banyak cerita kalau lagi ada kegusaran, yang kebanyakan diem dan nangis sendiri...diratapi sendiri, intropeksi diri, pertama pasti nyalahin keadaan atau orang sekitar, tapi lama-lama sehabis berlinang air mata ujung-ujungnya selalu ngerasa diri sendiri yang yang harus berubah, entah jadi positif di mata orang lain atau negatif di mata orang lain. Saya terkadang berfikir tidak perduli akan kesan yang ditinggalkan oleh sikap saya, walau orang seharusnya mengerti terkadang manusia perlu waktu sendiri. perlu waktu tidak ingin diganggu.
Yang membedakan saya yang sebelum menikah dan saya yang sesudah menikah adalah bagaimana saya menghadapi masalah. Masalah apa pun, Baik yang dulu saya sebut masalah cinta dan sekarang saya sebut masalah rumah tangga, atau keuangan, atau kehidupan. Yang pasti yang saya rasakan bahwa dulu saya berfikir ketika menikah semua masalah-masalah yang saya hadapi sebelum menikah akan lebih mudah dijalani karena saya punya pendamping hidup yang akan selalu ada buat saya, akan selalu memberi jalan keluar dalam setiap masalah, akan selalu membimbing saya dalam menjalani kehidupan. Ternyata saya salah, pasangan saya hanyalah manusia biasa, Terkadang dia membutuhkan kita lebih dari kita yang membutuhkan dia, terkadang dia yang mengalami kebuntuan dan perlu petunjuk, terkadang dia yang bimbang dan butuh bimbingan untuk menghadapi masalah-masalah yang ada. Tapi itulah rumah tangga, harus saling mengerti dan mendukung. Walau terkadang tidak mudah.